Bayern Munchen kini sedang dalam performa terbaiknya di Bundesliga. Klub raksasa Jerman ini duduk di puncak klasemen dan siap menghadapi Borussia Dortmund dalam laga Der Klassiker, Sabtu (12/4/2025) malam WIB.
Kemenangan di laga ini akan menjadi langkah besar Bayern untuk kembali merebut gelar Bundesliga. Selain itu, laga ini juga memiliki makna simbolis dalam dominasi mereka atas rival abadi tersebut.
Harry Kane tampil luar biasa sejak bergabung, memimpin lini serang dengan tajam. Dukungan dari para pemain lain seperti Leroy Sane dan Michael Olise membuat Bayern semakin menakutkan.
Dengan performa kandang yang solid dan sejarah pertemuan yang mendukung, Bayern memiliki banyak alasan untuk percaya diri. Berikut ini lima alasan mengapa Bayern akan mengalahkan Dortmund.
1. Semakin Dekat dengan Gelar Juara
Penyerang Bayern Munich, Harry Kane (kanan) merayakan gol bersama Leroy Sane ke gawang St Pauli di Allianz Arena, 30 Maret 2025 lalu. (c) Peter Kneffel/dpa via APBayern saat ini memimpin klasemen Bundesliga dengan enam pertandingan tersisa. Kemenangan atas Dortmund akan semakin mendekatkan mereka ke gelar musim ini.
Selain tiga poin penting, kemenangan dalam Der Klassiker juga akan mengangkat moral tim. Kemenangan juga mempertegas dominasi mereka di kancah domestik.
Setelah mengalahkan Bayer Leverkusen di Liga Champions, kepercayaan diri Bayern meningkat. Mereka kini bertekad menjadi penguasa sepak bola Jerman kembali.
Pelatih Vincent Kompany dan Harry Kane tentu termotivasi untuk mengakhiri musim dengan trofi. Terutama bagi Kane, ini bisa menjadi gelar pertamanya setelah sekian lama menanti.
2. Mesin Gol yang Tak Terbendung
Selebrasi Harry Kane dalam laga Liga Champions antara Bayern Munchen vs Bayer Leverkusen, Kamis (6/3/2025). (c) Peter Kneffel/dpa via APBayern menjadi tim tertajam di Bundesliga dengan torehan 81 gol dari 28 pertandingan. Rata-rata 2,89 gol per laga menunjukkan ketajaman lini serang mereka.
Harry Kane menjadi andalan utama dengan 23 gol sejauh ini. Ia juga mencetak hat-trick dalam Der Klassiker pertamanya pada November 2023.
Kane telah mencetak tujuh gol melawan Dortmund sepanjang kariernya, termasuk saat masih di Tottenham. Ini adalah jumlah gol terbanyaknya ke gawang tim non-Inggris.
Selain Kane, Musiala, Sané, dan Olise juga tampil produktif. Mereka menyumbangkan 29 gol tambahan musim ini.
Meski Musiala absen karena cedera, Bayern tetap mampu mencetak dua gol saat melawan Augsburg. Ini menunjukkan kedalaman kualitas dalam serangan mereka.
Pertahanan Dortmund juga rapuh, kebobolan 43 gol sejauh musim ini. Itu bisa menjadi mimpi buruk bagi lini belakang mereka saat menghadapi Bayern.
3. Kekuatan di Kandang Sendiri
Selebrasi Jamal Musiala dkk. dalam laga Liga Champions antara Bayern Munchen vs Bayer Leverkusen, Kamis (6/3/2025). (c) dpa via AP Photo/Tom WellerBayern tampil luar biasa saat bermain di Allianz Arena musim ini. Dari 14 laga kandang, mereka hanya sekali kalah dan sekali imbang.
Dari 42 poin yang tersedia, Bayern meraih 37 poin di kandang. Mereka juga mencetak 46 gol dan hanya kebobolan 14 kali di stadion sendiri.
Statistik ini menunjukkan betapa kuatnya Bayern saat tampil di depan pendukungnya. Ini tentu menjadi tekanan tambahan bagi Dortmund.
Sebaliknya, Dortmund hanya menang empat kali dari 14 laga tandang musim ini. Ini menjadi pertanda sulitnya mereka mencuri poin di markas Bayern.
Dengan atmosfer Allianz Arena yang menekan, Dortmund harus bekerja ekstra keras. Namun, Bayern jelas punya keuntungan besar dari segi lokasi pertandingan.
4. Sejarah yang Memihak Bayern
Eksekusi penalti penalti penyerang Bayern Munchen, Harry Kane saat melawan Bayer Leverkusen di leg pertama 16 besar Liga Champions 2024/2025. (c) Tom Weller/dpa via APMeski pertemuan terakhir berakhir imbang, sejarah panjang Der Klassiker menguntungkan Bayern. Mereka menang tujuh kali dari 10 laga terakhir melawan Dortmund.
Dalam 15 pertemuan terakhir di semua kompetisi, Bayern menang 11 kali. Ini mencerminkan dominasi mereka dalam duel klasik ini.
Kemenangan 2-0 Dortmund musim lalu di Allianz Arena adalah kejutan besar. Itu menjadi satu-satunya kemenangan mereka sejak musim 2018/2019.
Bayern bahkan pernah mencatatkan dua kemenangan 4-0 dan dua kali menang 4-2 atas Dortmund. Ini memperlihatkan betapa sulitnya Dortmund menandingi mereka.
Sembilan dari 10 Der Klassiker terakhir di kandang Bayern berakhir dengan kemenangan tuan rumah. Ini menjadi statistik yang sulit diabaikan menjelang pertemuan berikutnya.
5. Mentalitas Juara dan Kedalaman Skuad
Leon Goretzka, bereaksi saat pertandingan leg kedua play-off Liga Champions antara Bayern Munchen vs Celtic di Allianz Arena, Rabu (19/2/2025). (c) AP Photo/Matthias SchraderBayern tetap mampu tampil konsisten meski dihantam cedera. Pertemuan pertama musim ini membuktikan daya juang mereka.
Meski Harry Kane cedera dan Dortmund sempat unggul lebih dulu, Bayern tetap bisa menyamakan skor lewat Jamal Musiala. Ini menunjukkan semangat juang tinggi tim asuhan Kompany.
Beberapa pemain kunci seperti Manuel Neuer, Alphonso Davies, Dayot Upamecano, dan Kingsley Coman kini cedera. Namun, Bayern masih memiliki kedalaman skuad yang impresif.
Talenta muda dan pemain berpengalaman siap mengisi kekosongan. Kompany memiliki banyak opsi untuk menjaga kualitas permainan timnya.
Dengan dua laga Liga Champions menghadapi Inter Milan di sekeliling Der Klassiker, Bayern tetap siap fokus. Mereka punya kemampuan dan mentalitas untuk menang di situasi apa pun.